PT. KAI menolak untuk menyediakan fasilitas pemasangan palang pintu pada jalur kereta api. Hal tersebut dianggsp merupakan kewajiban pemerintah setempat yang menyediakan palang pintu kereta api tersebut. Dengan terjadinya gontok-gontokan antara pihak PT. KAI dan pemerintah, kecelakaan terjadi saat ini akibat kurangnya fasilitas palang pintu yang harusnya mengontrol jalannya lalu lintas kereta api dan kendaraan jalan raya, seperti motor, mobil, becak , dan sebagainya.
Seperti pemberitaan di televisi, menyebutkan bahwa
sudah terjadi 2 kecelakaan kereta api menabrak sebuah mobil, mengakibatkan 1
orang tewas dan 3 korban luka-luka yang terjadi di Jakarta baru-baru ini. Hal
itu disinyalir dengan tidak adanya sebuah palang pintu pada jalur kereta api
yang sebenarnya menyatu dengan lintasan jalan raya dan jarangnya seorang
penjaga palang pintu kereta api untuk mengawasi pergerakan kereta api.
Lain halnya dengan, sebut saja Pak Diman seorang
penjaga palang pintu kereta api sejak tahun 1997. Beliau sudah menekuni pekerjaan sebagai
penjaga palang kurang lebih sudah mencapai 15 tahun lamanya. Kegiatannya
sehari-hari tidak halnya hanya menunggu lalu lintas kereta api. Beliau hanya
mengatur palang pintu, jika kereta api melewati jalur tersebut, Pak Diman akan
menutup palang pintu untuk menghalangi pengendara lain agar tidak menerobos
jalur tersebut, begitu pula sebaliknya.
Secara kasat mata, pekerjaan Pak Diman sangatlah
mudah, tapi apa yang terjadi jika Pak Diman melakukan kesalahan sekecil apapun akan
berakibat fatal untuk penegendara lain, seperti kecelakaan seperti di atas.
Betapa mulia pekerjaan Pak Diman sebagai seorang penjaga
palang pintu kereta api, selain beliau menyelamatkan nyawa-nyawa yang melintas
pada jalur tersebut, beliau pun rela mempertaruhkan nyawanya untuk
membahagiakan keluarga yang senantiasa menunggu kepulangan Pak Diman dengan
suka cita serta tidak lupa jasa beliau untuk mengabdi pada masyarakat pengguna
jalur kereta api ini.
Sosok seperti Pak Diman sangatlah pantas untuk
dijadikan sebagai motivator bagi kita semua. Hampir 900 pintu palang kereta api
di Jakarta tidak memiliki palang dan penjaga palang pintu tentunya. Bayangkan berapa
banyak nyawa yang terenggut oleh gibasan kereta api yang melintas? Dengan
adanya Pak Diman semoga semua orang mengerti akan pentingnya tugas seorang
penjaga palang pintu kereta api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar